Jepang Butuh 40.000 TKI, Gaji Bisa Capai Rp 25-55 Juta, Anda Mau?

Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, mengungkapkan bahwa Jepang saat ini membuka peluang besar bagi tenaga kerja asal Indonesia (TKI), dengan kebutuhan mencapai 40.000 orang.

Meski demikian, Indonesia baru mampu memenuhi sekitar 25.000 tenaga kerja, yang akan ditempatkan di sektor pertanian, perikanan, konstruksi, dan perawatan.

Menurut Iftitah, saat ini ada sekitar 100 transmigran bekerja di Jepang. Mereka menerima upah yang cukup menjanjikan, berkisar antara Rp 25 juta hingga Rp 55 juta per bulan.

“Dan yang lebih menarik dan membahagiakan kita saat ini adalah bahwa ternyata mereka, masyarakat Jepang sangat nge-value (menilai) tenaga kerja di Indonesia karena keramah tamahannya, hospitality-nya,” kata Ifititah dikutip dari laman resmi Kementerian Transmigrasi, Kamis (03/10/2025).

“Bahkan kita dianggap nomor satu di antara bangsa-bangsa yang lain sebagai tenaga kerja yang hadir di Jepang,” lanjut dia.

Selain itu, Iftitah mengatakan, saat ini Jepang juga memiliki kebutuhan banyak lahan pertanian dan hasil laut.

Oleh karena itu, Jepang menawarkan agar tenaga kerja Indonesia melakukan magang selama 3 hingga 5 tahun.

Masih dalam pertemuan yang sama, Menteri Iftitah mengatakan Jepang membutuhkan banyak lahan untuk pertanian dan hasil laut. Mereka pun menawarkan agar para transmigran magang di Jepang selama 3-5 tahun.

Sehingga akan ada keuntungan ganda yakni skill yang betul-betul nanti terlatih dari teknologi dan sistem kerja budaya Jepang dan investor yang nanti akan berinvestasi di Indonesia di kawasan transmigrasi.

“Jadi transmigran itu dimagangkan di Jepang, dikenalkan dengan teknologi yang cukup baik, baik di bidang pertanian maupun perikanan dan kelautan. Kemudian tenaga kerja ini nanti bekerja untuk perusahaan Jepang yang akan investasi di Indonesia. Nah ini juga yang akan cukup menarik sehingga mereka katakan bahwa nanti sudah terbiasa dengan sistem dan mekanisasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Jepang,” kata Menteri Iftitah.

Jadi kita bisa dapat double benefit. Satu benefit skill yang betul-betul nanti terlatih dari teknologi dan sistem kerja budaya Jepang. Yang kedua adalah investor yang nanti akan berinvestasi di Indonesia di kawasan transmigrasi.

“Itu kira-kira pembicaraan yang kami lakukan. Sebagai langkah konkret, insya Allah bulan Oktober mereka akan datang ke Indonesia untuk kita melakukan (penandatanganan) nota kesepahaman,” kata Mentrans mengakhiri.***(Penanews.co.id)